Keris merupakan senjata tajam golongan belati yang memiliki ragam fungsi budaya yang dikenal di kawasan Nusantara bagian barat dan tengah. Bentuknya khas dan mudah dibedakan dari senjata tajam lainnya karena tidak simetris di bagian pangkal yang melebar, sering kali bilahnya berkelok-kelok, dan banyak di antaranya memiliki pamor damascene, yaitu terlihat serat-serat lapisan logam cerah pada helai bilah. Kerisꦏꦼꦫꦶꦱ꧀/ꦮꦁꦏꦶꦔꦤ꧀ Keris terdiri dari tiga bagian; bilah wilah, gagang hulu dan sarung warangka Jenis Belati Negara asal Jawa, Indonesia Jawa Tengah Jawa Timur Yogyakarta[1][2][3] Sejarah pemakaian Masa penggunaan Kemaharajaan Majapahit, Kerajaan Sunda, Kerajaan Singhasari, Kesultanan Palembang Darussalam, Kesultanan Malaka, Kesultanan Demak, Kesultanan Mataram, Kasunanan Surakarta Hadiningrat, Kesultanan Ngayogyakarta Hadiningrat, Kesultanan Brunei, Semenanjung Malaka, Kepulauan Indonesia[4] Digunakan oleh Suku Jawa, Suku Bali, Suku Sunda, Suku Melayu, Suku Banjar, Suku Madura, Suku Bugis, Suku Mandar, dan Suku Makassar Pada perang Pertempuran Genter, Ekspedisi Pamalayu, Invasi Mongol ke Jawa, Perang Bubat, Perang Paregreg, Penyerbuan Batavia, Perang Diponegoro, Revolusi Nasional Indonesia Sejarah produksi Varian Kalis, Badik, Kerambit, Chundrik[5] Spesifikasi Tipe pedang Pisau tajam bermata ganda besi nikel atau baja Tipe gagang Gading, tulang, tanduk, kayu atau logam. Terkadang dilapisi dengan emas atau perak dan dihiasi dengan batu permata Jenis sarung Bingkai kayu yang dilapisi dan dihias dengan gading atau logam emas, perak, tembaga, besi, kuningan, atau baja KerisWarisan Budaya Tak Benda UNESCOKeris ditetapkan sebagai Karya Agung Warisan Budaya Kemanusiaan Lisan dan non bendawi yang berasal dari Indonesia oleh dan PasifikSejarah InskripsiInskripsi2008 sesi ke-3DaftarRepresentatif Keris bahasa Inggris Kris adalah senjata khas yang berkelok-kelok atau asimetri yang termasuk dalam golongan senjata tikam yang berasal dari Indonesia. Baik sebagai senjata maupun objek spiritual, keris dihormati dan dianggap memiliki kekuatan yang magis. Awal mula keris diketahui berasal dan menyebar dari pulau Jawa ke seluruh bagian Nusantara dan wilayah Asia Tenggara secara umum. Pada masa lalu keris berfungsi sebagai senjata dalam duel atau peperangan,[6] sekaligus sebagai benda pelengkap sesajian. Pada penggunaan masa kini, keris lebih merupakan benda aksesori ageman dalam berbusana, memiliki sejumlah simbol budaya, atau menjadi benda koleksi yang dinilai dari segi estetikanya. Keris telah terdaftar dan diakui oleh UNESCO sebagai Warisan Budaya Dunia Non-Bendawi Manusia yang berasal dari Indonesia sejak 2005.
Jeniskeris tilam sari ~ Pusaka Keris Dhapur Tilam Sari. Sejarah Keris Tilam Sari Keris ini di anggarkan telah di buat pada abad ke. Your Jenis keris tilam sari images are ready in this website. Jenis keris tilam sari are a topic that has been hunted for and liked by netizens now. You can Get or bookmark the Jenis keris tilam sari files here.
NeuerPloncon für 7 Keris, Java Keris, Bali Keris, Tombak, Teakholz, Höhe 51 cm, Breite 87 cm, Tiefe 20 cm, Sunggingan
Patrem Tilam Sari HB II Dhapur Keris jenis bentuk keris Tilam Sari Pamor motif lipatan besi Segoro Muncar Nyutra Tangguh perkiraan masa pembuatan Mataram HB II Hamengkubuwan Ke-2 Panjang Bilah 22,3 cm Patrem Original Warangka Gayaman Yogyakarta, Kayu Timoho Randan Handle / Gagang Kayu Kemuning Bang Mendak Kuningan Kode KAR517 Filofosi Patrem Tilam Sari HB II Segala yang ada di alam semesta ini diciptakan berpasang-pasangan. Termasuk hukum ketetapan dan keniscayaan. Suka cita tidak selamanya, ia akan silih bergantian dengan duka cita. Sakit tidak selamanya, ia akan silih bergantian dengan sehat. Luka tidak selamanya, ia juga berdampingan dan bergantian dengan cinta. Persoalan rasa saja berpasang-pasangan dan silih berganti, apalagi soal-soal yang sifatnya fisikli, lalu buat apa kita khawatirkan rasa. Hidup ini selalu imbang, ada kanan dan kiri, ada siang dan malam, ada panas dan hujan. Termasuk dalam soal tosan aji, ada Keris ada Patrem. Di dalam dunia perkerisan “Patrem” adalah sebutan untuk sebilah keris yang berukuran lebih kecil dari keris pada umumnya. Dahulu Patrem memang banyak diperuntukkan sebagai pusakanya kaum wanita. Jika Patrem adalah pusakanya wanita, maka keris bisa juga dikatakan senagai pusakanya para pria. Terkorelasi dengan hukum keseimbangan semesta yang berpasang-pasangan. Begitulah seorang Mpu menitipkan sebuah ilmu dan nilai hidup disetiap maha karyanya. Memegang keris ini tangan serasa mememang benda mungil dengan isi didalamnya yang berbobot. Meskipun dengan ukuran kecil namun cukup gagah, tebal dan eksotik, membuat keris patrem ini serasa membawa energi yang cukup besar. Teringat falsafah jawa “Cilik ora kurang bakal, gedhe ora turah bakal”, meskipun keris ini berukuran kecil namun dari segi dhapur, tangguh dan pamor tidak bisa diremehkan begitu saja. Dhapurnya Tilam Sari yang termasuk dhapur keris favorit, pamornya segoro muncar yang nyutra dan indah serta tangguhnya dari era Mataram HB II Hamengkubuwana Ke-2 menjadikan keris ini layak untuk menjadi koleksi. Sejarah Patrem Tilam Sari HB II Membawa senjata tajam berukuran kecil bagi kaum perempuan dan anak-anak adalah hal umum dijumpai pada masa kerajaan di Jawa. Akan tetapi, hal ini biasanya hanya dilakukan oleh keluarga terpandang dalam masyarakat, seperti keluarga bangsawan atau saudagar, untuk memberikan perlindungan kepada anak-anak dan perempuan dari perampok dan gangguan binatang. Selain itu, penggunaan patrem juga dikenal oleh anak-anak yang dididik khusus untuk menjadi prajurit kerajaan. Catatan sejarah “Yingyai Shenglan” yang ditulis seorang penjelajah Tiongkok bernama Ma Huan menguatkan pendapat bahwa di masa lampau patrem sebenarnya digunakan oleh anak-anak. Ketika Ma Huan mengunjungi Majapahit, ia menyaksikan hampir semua lelaki di negeri itu memakai belati lurus atau berkelok-kelok sejak masih anak-anak, bahkan sejak berumur tiga tahun. Belati yang dimaksud di sini tak lain adalah keris. Sementara itu, buku Sejarah Pulau Jawa oleh Sir Thomas Stamford Raffles telah menyebutkan bahwa prajurit-prajurit wanita di Keraton Yogyakarta menyandang sejenis keris kecil di pinggangnya. Tags keris hb, patrem, Patrem Tilam Sari HB II, tilam sariDhapurKeris Tilam Sari. Ricikan Dhapur Keris Tilam Sari: Gandik Lugas, Pejetan, Ri Pandan, Tikel Alis, Sraweyan. merupakan jenis keris luk lurus. Whatsapp. Ada yang ditanyakan? Klik untuk chat dengan customer support kami Admin 6282177400100.
Bila sebut pasal keris je, apa yang terlintas kat fikiran korang? Adakah ini… Ataupun ini? Jom kita ambil pendapat rakyat jelata pulak. Kami tanya member kat Facebook dan ini jawapan yang diberi… Sebenarnya keris merupakan senjata pendek Austronesia kumpulan penduduk yang terdapat sekitar Ocenia dan Asia Tenggara yang digunakan sebagai mempertahankan diri serta alat kebesaran diraja dan ia jugak dianggap unik bagi masyarakat Melayu di Indonesia, Malaysia, Singapura, Thailand Selatan, Filipina Selatan dan Brunei. Kami yakin kebanyakkan antara korang tahu apa itu keris tapi adakah korang tahu bilakah memula keris tu dibuat dan dari manakah ia berasal? So kalau korang nak tahu lebih detail, jom baca lebih lanjut artikel ni… Keris terawal dijumpai di Candi Borobudur Banyak betul pendapat yang ada tentang asal-usul keris. Ada yang kata ianya berasal dari India, dan ada pulak kata ia diilhamkan oleh senjata Vietnam. Bukti penemuan awal keris dijumpai di Candi Borobudur dan Prambanan, berusia seawal tahun 600 sebelum Masihi. Bilah berbentuk daun kat atas ni adalah atok nenek kepada bentuk keris moden. Mengikut dokumentari daripada Discovery Network, logam yang menghasilkan keris pertama adalah dibuat dari lava gunung berapi. Ada pulak yang kata keris dulu-dulu diperbuat daripada batu meteor yang “jatuh dari langit”, menggambarkan “kesatuan manusia dan Tuhan“. Amboih guna bau meteor cukup… tak larat la kalau nak beli keris ni ikut kati. Apa asal-usul perkatan keris’ Ada pendapat yang mengatakan keris ni berasal dari perkataan Jawa, ngeris’ yang bermaksud menikam’ atau menusuk’. Menurut satu blog ni pulak, dia berkunjung ke Muzium Adat Istana Jahar kat Kelantan yang mengatakan huruf jawi dalam perkataan keris Kaf, Ra, Ya, dan Sin mempunyai maksud tersendiri termasuklah Ketahanan Rakyat Yang Sepadu, Kekuatan Raja Yang Sejati, Keamanan Rakyat Yang Sejahtera, Kemuliaan Raja Yang Susila, Kebanggaan Rakyat Yang Setia, dan Kuasa Raja Yang Sejagat. Orang dulu pun dah pandai guna akronim kau tau. Imej dari Keris Warisan Bangsa. Kenapa bilah keris bengkang-bengkok? Sebelum kami jawab soalan tu, kita kena kenal satu-persatu bahagian keris ni dulu. Keris ni punyalah kompleks, tiap celah dan ceruk dia ada nama khas, tapi kat sini kami ringkaskan kepada tiga bahagian iaitu hulu, pedongkok, dan bilah. Hulu keris Reka bentuk di hulu keris ni menggambarkan kekuatan dan kekuasaan senjata tu sendiri dan ia biasanya diperbuat daripada perdu atau tunjang kayu. Tapi ada jugak yang diperbuat daripada gading gajah, tanduk binatang, gigi ikan paus, emas, perak dan besi. “Keris ada bisa dan penawar, contohnya hulu keris daripada kayu penawar hitam boleh menyembuhkan bisa dan menghentikan darah akibat tikaman.” – Profesor Madya Dr Abdul Mua’ti Zamri Ahmad, Dekan Fakulti Bahasa Moden dan Komunikasi UPM. Dipetik dari Harian Metro. Hulu keris dari Lampung. Imej dari Java Keris. Hulu keris Punukan dari Palembang dan Ratmaja dari Bali. Imej dari Java Keris. Pedongkok keris Ia jugak turut dikenali sebagai dokok, dulang-dulang keris dan memendak. Ia merupakan sebentuk cincin yang dipasang di bahagian pangkal hulu keris sebagai perhiasan dan pembahagi antara hulu dan mata keris. Korang boleh tengok antara contoh jenis-jenis dokok kat bawah ni Beberapa jenis pendokok keris. Imej dari Pusaka Budaya. Bilah keris Ok bagi korang yang tertannya-tanya… kenapa bilah keris bengkang-bengkok? Ada yang kata keris ni bukannya untuk memotong macam pisau atau pedang tapi untuk menikam. Ada juga yang kata alur dia ibarat ular yang hendak menyerang. Tapi sebenarnya bilah keris ni banyak je yang jenis lurus. Yang beralun tadi pulak dipanggil sebagai lok’. Bilangan lok yang terdapat kat keris selalunya ganjil kerana ia katanya dipadankan dengan ciri-ciri keislaman seperti rukun Islam 5, bilangan keliling tawaf wakaf 7, rukun sembahyang 13 dan jumlah sembah yang lima waktu 17. Contoh bilah keris yang berlok. Imej dari Visit Indonesia. Bilah keris jenis lurus. Imej dari Jejak Warisan. Tapi ada jugak yang berpendapat bilangan lok keris yang ganjil itu menggambarkan ia tak sempurna, kerana yang sempurna itu hanyalah Allah sahaja. “Lok keris yang genap bilangannya adalah bilah keris terakhir dibuat empu untuk menggambarkan ia tidak mahu lagi membuat keris dan memastikan ia keris terbaik dihasilkan.” – Dekan Fakulti Bahasa Moden dan Komunikasi UPM, Profesor Madya Dr Abdul Mua’ti Zamri Ahmad. Dipetik dari Harian Metro. Keris sebagai lambang kebesaran dan kedaulatan Selain daripada dibuat sebagai senjata, keris merupakan lambang kedaulatan dan kebesaran Melayu, dan selalu digunakan dalam adat istiadat diraja. Keris Panjang Diraja merupakan alat kebesaran negara paling utama dalam istiadat pertabalan. Keris Panjang Diraja. Imej dari Istiadat dan Urusetia Persidangan Antarabangsa. Untuk pengetahuan korang, hulu hingga ke sarung keris panjang diraja ni bersalut dengan emas dan kat sampirnya ada lambang Kerajaan Persekutuan serta lambang 11 Negeri-negeri Tanah Melayu dan ianya hanya boleh dibawa oleh Seri Paduka Baginda Yang di-Pertuan Agong dalam istiadat-istiadat tertentu je. Jika Keris Panjang Diraja ni menjadi lambang kebesaran dan kekuatan, macam mana pulak dengan keris paling lejen sepanjang zaman… Keris Taming Sari? Kisah Taming Sari, keris paling masyhur Keris Taming Sari yang dipakai oleh Hang Tuah. Imej dari Kuala Kangsar. Menurut Wikipedia dan Discovery Networks, keris yang paling masyhur ialah Keris Taming Sari yang merupakan senjata Hang Tuah, seorang pahlawan Melayu yang terkenal. Malah penghasilan keris Taming Sari ni jugak dikatakan diperbuat daripada 20 jenis besi. Kalau korang masih ingat lagi, Hang Tuah telah difitnah oleh musuhnya dan tanpa usul periksa Sultan Mansur Shah telah menjatuhkan hukuman terhadap Hang Tuah. Keris Taming Sari miliknya itu diserahkan kepada Sultan lalu Sultan pun menyerahkan Taming Sari tu kat Hang Jebat. Tapi bila Hang jebat dapat tahu Hang Tuah telah dihukum oleh Sultan, Hang Jebat pun mengamuk di Istana sehingga Sultan melarikan diri untuk selamatkan nyawanya daripada diancam oleh Hang Jebat. Sultan pun diberitahu yang Tuah sebenarnya masih hidup, lalu menitahkan Tuah untuk membunuh Jebat dan merampas semula Keris Taming Sari tu. Demi ketaatan terhadap Sultan, Tuah pun menurut perintah membunuh Jebat, sahabat karibnya sendiri. Imej asal dari Tapi kat mana keris Taming Sari tu berada sekarang ni? Ada yang kata ianya telah hilang dilautan, tapi apa yang kami jumpa ialah… “Dalam koleksi adat Kebesaran Kesultanan Perak, mereka percaya bahawa mereka adalah waris Keris Taming Sari. Walaupun Lagenda Hang Tuah ada menyatakan bahawa keris itu telah hilang dilautan… Ini kerana Kesultanan Perak mempunyai pertalian rapat dengan Kesultanan Melaka.” – Profesor Datuk Zainal , Universiti Malaya. Dipetik dari Discovery Network. Menurut Kosmo, Keris Taming Sari ada tersimpan rapi kat Istana Iskandariah, Kuala Kangsar, Perak. Ia disimpan bersama 26 alat kebesaran Perak yang lain di dalam sebuah peti besi khas di Istana Iskandariah. “Lagipun keris berkenaan sudah menjadi hak Kesultanan Perak yang sah sejak tahun 1528 selepas diwariskan Sultan Melaka, Sultan Mahmud Shah 1 kepada Sultan Perak pertama iaitu Sultan Mudzaffar Shah.” – Nor Jannati Ibrahim, Bekas Pengarah Muzium Perak. Dipetik dari Kosmo. Keris Taming Sari dikatakan mempunyai kuasa’ hinggakan penjaga alat kebesaran diraja itu perlu mematuhi pantang larang sepanjang menjaga atau membawanya. Kepercayaan mistik mengenai keris Sedangkan keris pun bermandi limau dan asap, korang tu bila nak mandi dah Maghrib ni. Imej dari Khalifah Gayong. Terdapat beberapa kepercayaan bahawa keris mempunyai semangatnya yang tersendiri. Malah jika mengikut amalan Melayu tradisional, ia perlu diasapkan terutama pada malam Jumaat. Menurut Discovery Network, keris dibersihkan secara ritual itu sebenarnya adalah untuk melindungi ia daripada karat dengan menggunakan limau nipis dan akhir sekali keris itu akan diasapkan menggunakan kemenyan. “Ada generasi muda yang takut keris kerana mempercayai ada makhluk halus hakikatnya tidak ada dan tak munasabah langsung.”- Profesor Madya Dr Abdul Mua’ti Zamri Ahmad, Dekan Fakulti Bahasa Moden dan Komunikasi UPM. Dipetik dari Harian Metro. Tapi tak dinafikan jugak terdapat sesetengah pemilik atau pembuat keris turut memasukkan penunggu ke dalam senjata tersebut untuk memberikan kekuasaan kepada si pemakainya. Menurut Professor Datuk Zainal dari Universiti Malaya, setiap keris itu mempunyai kisahnya tersendiri begitu juga dengan Keris Pusaka. Keris Pusaka ini diberi daripada bapa atau moyang kepada anak atau cucu keturunannya. Ia akan disimpan dengan rapi dan dibalut dengan kain kuning. “Ada juga keris pusaka ni yang diikat di tiang seri tiang tengah rumah sebagai pelindung keluarga tersebut. Tapi kini perkara ini dianggap sebagai kepercayaan tahyul oleh masyarakat.” – Professor Datuk Zainal dari Universiti Malaya. Dipetik dari Discovery Network. Ada sesetengah mereka yang menyifatkan keris ni mempunyai pengaruh psikologi yang kuat dalam kehidupan, kepercayaan dan amalan harian mereka. Oleh kerana pendapat ini telah sebati dalam diri mereka, maka mereka pun menjadikan keris ni sebagai barang keramat yang sakti dan dihormati sehingga membawa kepada pemujaan. Dan kepercayaan ini masih lagi meresap hingga sekarang. Menurut DarusSyiffa, sebagai umat Islam, janganlah kita terlalu taksub dengan kesaktian sesuatu benda tu seperti keris sehingga kita terlalu kagum dengan kuasa sakti yang kononnya terdapat pada keris itu sendiri kerana ia merupakan kerja jin dan syaitan yang berusaha untuk menyesatkan manusia. Ini akan menjerumuskan orang ramai dalam kesyirikan kerana mempercayai terdapat makhluk yang lebih berkuasa selain Allah Tak lapuk dek hujan, tak lekang dek panas Seni mempertahankan diri masyarakat Melayu. Imej dari Cari gold. Jelas berdasarkan apa yang kita lihat kat atas, keris bukan sahaja berfungsi sebagai alat mempertahankan diri untuk digunakan dalam pertarungan semata malah ia menjadi warisan masyarakat Melayu sejak berabad lamanya. Walaupun secara nyatanya kita tak lagi menggunakan keris pada masa kini, namun kita haruslah mengekalkan tradisi kita dan meneruskan warisan yang telah diturunkan secara turun-menurun. Mungkin sebab itulah kalau korang perasan, ia turut menjadi sebahagian daripada pemakaian penting seorang Sultan atau raja Melayu sehingga ke hari ini. Tunku Abdul Halim mengucup keris panjang. Imej dari Idealis Malaysia. “Ia keris umpama kad pengenalan… orang akan tahu daripada mana pemilik itu datang dan pangkatnya.” – Prof. Madya Dr. Abdul Mua’ti Zamri Ahmad, Dekan Fakulti Bahasa dan Komunikasi UPM.